Kamis, 08 Maret 2012

Kisah Saat Lomba siswa teladan Antar SD se- kecamatan sukun

Yah inilah yang baru disebut pengalaman pertama mengikuti lomba siswa teladan. Dengan wajah lingak-linguk atau dobel "L" lolak lolok, saya dan teman saya Rohman diikutkan sebagai peserta lomba siswa teladan.Hal itu baru diumumkan pada kami 1 hari sebelum lomba. Kami berdua sempat beradu mulut masalah belajar, karena diumumkannya sangat mendadak. Huh, memang hari itu sungguh menyebalkan bagi saya. Siswa selain kami, enak mereka tidak belajar (yah, kan waktu masih SD), sedangkan kami sibuk memikirkan lomba yang akan diadakan keesokan hari.
Pagi hari saya mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba. Sebelum berangkat, saya menyediakan pensil, penghapus d`n alat-alat tulis lainnya, serta buku gambar dan pewarna. Dan saya rasa, barang bawaan tsb sudah sesuai dengan yang diumumkan oleh guru saya pada hari kemarin dan saya sudah mencatatnya pada buku kecil dengan tepat. Hari itu kami naik sepeda motor dibonceng oleh guru saya ke Lokasi Lomba diadakan. Entah, SD apa namanya. Saya lupa.
Bel sudah berbunyi, para siswa peserta lomba berkumpul di lapangan SD tsb. Kami berdua lingak-linguk melihat saingan kami yang amat ambisius dan berwajah bagai seorang anak yang sudah menang lomba beberapa kali. Hmm, tentu saya mencibirkan mulut saya, melihat wajah mereka berlagak seperti itu.Saat itu masih di lapangan, Pembina lomba berkata seperti ini, " Baik, selamat datang para siswa se- kecamatan sukun. Selamat datang dalam lomba siswa teladan kali ini. Di sini saya memilih para siswa yang sudah menang lomba beberapa kali seperti, ada juga yang menang lomba pidato bahasa Inggris, lomba kesenian, dan olimpiade matematika. Selamat datang, para calon siswa teladan. Beri tepuk tangan.". Semua peserta tepuk tangan. tetapi saya dan Rohman seakan tidak percaya, terhadap kata-kata orang tsb. Kami keheranan, dan saya sontak mengatakan seperti ini pada Rohman, " Man, kapan awak dhewe melok lomba pidato, kapan menang olimpiade mat, Ndewo a man, awake dhewe iso menang?". "Yo, mboh, ton. wong aku dhewe yo kaget og."
Akhirnya para siswa dipersilahkan masuk ruangan lomba. Dan disitu kamu mengerjakan soal-soal, tanpa diperbolehkan mencontek satu sama lain. Dan setelah selesai mengerjakan soal-soal, si guru mengatakan seperti ini. "Selanjutnya kita akan menuju ke tahap lomba selanjutnya, apa kalian sudah menyiapkan ketrampilan dari stik es krim? Kalau sudah silahkan dilanjutkan."
Woh, jelas saja disitu hanya kami berdua saja yang tidak membawa ketrampilan. "Ya Allah, man. Awak dhewe lak gak dikandhani yo? Waduh lomba bondo nekat lak an. Ya Allah, Ya Allah.", "Lha yo'opo maneh, ton. Wong ora dikandhani." Kami terus berdebat. Dan pada akhirnya, hanya kami saja yang membawa buku gambar. Dengan wajah memelas, si guru pun datang dan menghampiri kami untuk menenangkan kami yang sedang berdebat.
Bel tanda selesai pun berbunyi. Kami pun pulang. Dan kembali dibonceng oleh guru kami. Kami pulang dengan wajah penuh penyesalan.
Pada keesokan harinya, ada pengumuman. Saya diperintahkan untuk datang ke kantor sebentar. (saya deg-degan takut disidang padahal saya tidak salah apa-apa). Dan kata guru saya, kami berdua menjadi peringkat pertama dan kedua untuk lomba mata pelajaran matematika dan bahasa Inggris. Namun karena kami lupa tidak membawa ketrampilan. Maka untuk lomba ketrampilan, kami tidak menang. Dan akhirnya yang menjadi Juara Umumnya adalah SDN Tanjung Rejo IV.
Kami menyesal, namun kami bangga. Karena hanya perwakilan dari SD kami saja, yang mau mengerjakan soal-soal yang di lombakan dengan jujur (tanpa mencontek). Meskipun jujur sulit, tetapi setidaknya menumbuhkan bibit bangga pada hati kami, karena itu adalah hasil jerih payah kami sendiri.
By: Siti Fatonah XI IPA 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar